Halaman

Kamis, 23 Agustus 2012

Bullying - Kekerasan Pada Diri Seseorang


 Ada sebuah kejadian yang cukup menghebohkan di Korea Selatan yaitu seorang anak kecil bernama Seung-min's yang berumur 13 tahun tewas bunuh diri, karena diganggu oleh teman sekolahnya. Ia bunuh diri dengan cara melompat dari jendela kamarnya yang berada di lantai 7. Bunuh diri ini memang sudah direncanakan oleh Seung-min's karena ibundanya menemukan sebuah catatan sebelum kematian anaknya di mana ia ingin bunuh diri. Di dalam catatan itu, ia menulis bahwa ia seringkali diganggu bahkan dianiaya dengan cara dipukuli, barang-barangnya dicuri, badannya disundut dengan api dan lehernya sering diikat dengan kawat listrik. Diakhir catatan itu tertulis bahwa Seung-min's sayang dengan ayah dan ibunya dan dia mengatakan, “Tolong ibu dan ayah jangan sedih karena aku pergi, aku akan menunggu kalian”

Sekolah seharusnya menjadi tempat belajar dan mengajar bukan menjadi tempat terjadinya tindak kriminal. Sebelum kejadian ini, 5 bulan sebelumnya di tempat yang sama juga terjadi kejadian yang sama. Seorang anak perempuan bunuh diri karena anak tersebut diolok-olok. Pemerintah Korea Selatan telah memasang peringatan agar tidak terjadi kekerasan di sekolah-sekolah.
Bullying sendiri berasal dari kata bully, yaitu suatu kata yang mengacu pada pengertian adanya ancaman yang dilakukan seseorang terhadap orang lain yang biasanya lebih lemah atau rendah dari pelaku, yang menimbulkan gangguan psikis bagi korbannya berupa stres yang muncul dalam bentuk gangguan fisik atau psikisatau keduanya; misalnya susah makan, sakit fisik, ketakutan, rendah diri, depresi, cemas, dan lainnya. Apalagi bully biasanya berlangsung dalam waktu yang lama sehingga sangat mungkin untuk mempengaruhi korban secara kejiwaan. Sebenarnya selain perasaan-perasaan di atas, seorang korban yang dibully juga merasa marah dan kesal dengan kejadian yang menimpa mereka. Ada juga perasaan marah, malu dan kecewa pada diri sendiri karena membiarkan kejadian tersebut mereka alami. Namun mereka tak kuasa untuk menyelesaikan hal tersebut, termasuk tidak berani untuk melaporkan pelaku pada orang dewasa karena takut dicap penakut, tukang mengadu, atau bahkan disalahkan. Dengan penekanan bahwa bullydilakukan oleh anak usia sekolah, perlu dicatat bahwa salah satu karakteristik anak usia sekolah adalah adanya egosentrisme yaitu segala sesuatu terpusat pada dirinya yang masih dominan sehingga ketika suatu kejadian menimpa dirinya, anak ini masih menganggap bahwa semua itu adalah karena dirinya. Jadi bullyingini mengacu pada pengrusakan gambar diri dan juga bisa mengakibatkan sakit hati.
kita harus mempunyai sebuah komunitas yang sehat di mana di dalam komunitas itu, kita saling membangun satu dengan sama yang lain.Memberikan nasihat yang positif. Firman Tuhan mengatakan bahwa “Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.” (Amsal 17:17). Apakah kita sekarang sudah menjadi berkat bagi sekeliling kita atau malahan kita banyak menyakiti orang dengan perkataan kita dan perbuatan kita?  Kita perlu sebuah komunitas yang sehat untuk merubah kebiasaan buruk kita bersama dengan orang-orang yang dapat dipercayai untuk membangun diri kita. Salah satunya adalah komunitas yang disebut COOL (Comunitas Of Love). COOL merupakan kelompok kecil yang terdiri dari 3-15 atau juga bisa lebih di mana kita bersepakat untuk bertumbuh bersama dan memiliki kerinduan untuk mempraktekkan gaya hidup Allah dalam kehidupan komunitas  kita ataupun sehari-hari.
Healing Quote 
Jika kita mempunyai komunitas yang sehat seperti COOL tanpa kita sadari kita akan menjadi seseorang yang mengalami pertumbuhan rohani yang pesat. Karena pergaulan yang baik dapat mengubah kebiasaan atau sifat kita yang buruk.Dengan komunitas yang baik, kita akan lebih bijak dalam menghadapi sesuatu. Di dalam komunitas atau COOL ini, kita diajarkan untuk kuat, bertumbuh dan menghasilkan karakter yang baik.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar